Monday, October 26, 2015

MINIMIZE RISK




Salah satu kunci kesuksesan para trader terkenal adalah meminimalisasi resiko dalam berdagang. Seringkali sebagai trader kita tidak mau rugi, merasa yakin dengan analisa dan gambar chart. Makin kita yakin kadangkala pasar makin menolak analisa tersebut. Maka, alat terutama bagi trader adalah meminimalisir resiko. Resiko bisa 3%-5% sehingga jika kita bisa berganti kepada stock yang baru yang sedang uptrend dibandingkan uang kita tidak bisa diputar karena diam pada stock yang tidak gampang bergerak dan harganya sedang turun di pasar. Kerendahan hati untuk memutar jalan lain untuk mendapatkan untung ini yang tidak mudah, apalagi kita dengan yakin memberitahu kepada kawan-kawan bahwa ini saham yang bagus dan semakin yakin pula kita.


Mobil saja ada safety belt, motor yang cepat punya rem, Alat listrik ada peredam supaya tidak gampang menghantarkan listrik, dan masih banyak hal lain lagi yang meminimalkan resiko bagi pengguna.  Kita jangan hanya berpikir mau untungnya saja, tapi harus bersiap untuk kondisi terburuk jika tidak sesuai dengan plan.  Apakah kita tidak boleh menjadi seorang yang risk-taker? Boleh saja, tapi kita tidak dapat memprediksi masa depan maka cara yang paling mudah adalah bermain aman dengan cara mengurangi resiko. Jika kita bisa mengurangi resiko maka ini tidak akan mengerus keuntungan yang ada sehingga pada akhir trading kita bisa lebih mendapatkan keuntungan. Balik-balik ini masalah kedisiplinan, tidak bisa diajarkan harus tumbuh dari pengalaman.



Risk comes from not knowing what you are doing – Warren Buffett

Tuesday, October 6, 2015

PERAMAL SAHAM



Pertanyaan yang sering dilontarkan kepada saya adalah : “akankah besok IHSG akan naik?” dan “Saham X apakah akan naik atau turun esok hari?” . Saya ditanyakan seperti yang mengatur saham atau IHSG tersebut. Jika bisa mengatur tersebut alangkah enaknya. Hehe. Jawaban saya pasti sangat mengambang karena jika memberi kepastian dan ternyata besok tidak naik pasti saya disalahkan juga sebaliknya jika  benar akan membuat mereka bergantung kepada saya dan jika sampai keadaan mereka selalu mengikuti apa yang saya rekomendasi, saya akan takut sekali karena merasa hebat dan disaat itu saya akan jatuh karena akan membeli tanpa rasional dan menganggap apa yang saya beli pasti berhasil. Jawaban saya biasa : “kita lihat besok, semoga naik, kita harapkan begitu, dan lain-lain.”



Sangat mustahil jika orang yang investasi atau trading selalu mendapat gain karena didalam dunia investasi dikenal resiko. Resiko ini berbanding lurus dengan gain. High risk, high gain ; Low risk, low gain. Jika tidak ada resiko, maka apapun yang akan kita beli akan berhasil. Biasa seorang pemula selalu ingin kondisi begini, dimana apa yang dibeli selalu dapat cuan, dan jika sudah mulai lost tidak segera di Cut lost. Padahal dalam dunia saham kita harus mengatur resiko yang ada terhadap reward yang ada. Risk bisa saja dengan kerugian yang minimal bisa diterima atau memasng stop-loss, memakai support yang ada. Bohong jika orang tidak pernah mengalami kerugian jika berinvestasi. Justru dengan kerugian tersebut, mereka belajar supaya bisa trading lebih baik.



Jadi sebelum membeli suatu saham hitung dulu beberapa hal :

11. Kerugian yang bisa diterima. Biasa stop-loss 3%

22. Support – Resistant yang sudah digambar

33. Lakukan hal diatas jika harga sudah menyentuh tanpa pikir  panjang. Ini adalah masalah disiplin !



Jika anda belum melakukan hal tersebut, saya sarankan lebih baik jangan trading. Karena jika salah, anda akan menyalahkan orang lain, market, dll. Kita membeli bukan karena spekulasi, tapi karena sudah dianalisa dan sudah diperhitungkan benar-benar  risk & reward. Selamat berinvestasi !

Friday, October 2, 2015

HAL TERPENTING DALAM INVESTASI SAHAM




Resep sukses dalam bisnis saham ini sebenarnya singkat untuk diawalnya yaitu harus bisa menentukan diri sendiri mau jadi apa.  Ada 2 pilihan yaitu sebagai investor dan trader. Investor adalah orang yang membeli saham dan ditahan diatas 1 tahun, sedangkan trader membeli saham untuk ditahan dibawah satu tahun bahkan bisa bberapa detik jika sudah mencapai keuntungan yang diinginkannya. Seorang investor harus mempelajari analisa fundamental seperti pertumbuhan laba, laporan rugi laba dan lain-lain. Trader cukup hanya memperhatikan gambar chart dengan analisa teknikal. Mana yang terbaik? Balik-balik harus tentukan dari diri sendiri dimana yang cocok.

                                                                        

Tetapi selama saya pelajarin yang terpenting bagi 2 tipe ini adalah psikologis. Seringkali market amat dipengaruhi oleh psikolgis dari pelakunya. Panik yang berlebihan, euphoria yang terlalu tinggi, tidak belanja ketika ada waktu sehingga pas ketinggalan baru menyesal dan lain-lain adalah contoh dari psikologis yang ada.


Dari gambar kita bisa lihat factor yang paling mempengaruhi adalah psikologis. Saya selama berdagang di market selama ini sangat mengamini gambar tersebut. Saya terkadang menyesal karena setelah menjual saham eh ternyata dia naik lagi sehingga hanya bisa gigit jari. Di lain waktu,  jual terlalu tinggi jadi gak bisa ambil untung. Tidak percaya pada analisa & gambar sudah dilakukan sendiri malah lebih percaya pada analisa orang lain sehingga menyesal belakangan dan banyak hal-hal yang lain.



Pendapat saya adalah mari kita belajar juga psikologis market dan pasar juga sehingga hasil investasi dan trading bisa lebih baik. Kedepannya, blog ini lebih banyak akan membahas psikologis dibandingkan teknik. Karena teknik hampir  semua orang sama ( Buy on support, Buy on break, darvas box, Fibonacci, pivot, dan lain-lain) dan itu cuma 10% dari  kegiatan trading. Sedangkan, psikologis lebih dari separuh bahkan 60% sehingga kenapa tidak kita pelajari saja ini lebih dalam? Kalau masalah untung dikit tidak apa-apa, itu masih lebih baik daripada mengalami kerugian yang besar karena tidak bisa mengontrol emosi dalam trading. Hari ini sampai disini saja. See you In next writing!