Sunday, April 26, 2020

INVESTOR YANG PUNYA VISI DAN SENSE OF BUSSINESS

Ketika berinvestasi saham, kita sebagai investor harus berlaku seperti pengusaha. Pengusaha biasa punya pandangan jauh ke depan. Dalam mencapai visi tersebut, biasa rela menunggu dan kadang bersikeras sampai tujuan tercapai. Bisa saja orang lain mengatakan dia arogan atau keras kepala. Yup, hal ini biasa dimiliki investor. Mereka harus yakin dulu dan mengambil tindakan  yang tentu saja yang sudah dianalisa dengan baik tentang risiko dan reward nya. Oleh karena itu, jangan heran jika seorang investor biasa suka menyendiri, bukan gembar gembor, pom-pom saham. Dia hanya menunggu sampai keadaan menjadi miliknya. 

Seringkali ketika dia mengungkapkan alasan membeli saham tersebut malah dibantah atau diajak debat dengan orang yang tidak memegang saham tersebut. Oleh karena itu, saya lebih setuju jika Anda sudah yakin lebih baik diam saja, tidak ada gunanya berdebat untuk mengetahui siapa yang benar atau salah ke depannya

Dahulu sebelum 2016, batubara sangatlah dihindari. Berita negatif disana sini. Batubara mencemari dan merusak lingkungan, dll. Jangan heran sehingga harga coal jatuh dalam juga harga minyak yang jatuh dalam. Padahal banyak juga hal-hal positif seperti coal adalah SDA yang gampang ditambang dan digunakan juga dalam program jokowi 35 ribu MegaWatt yang dimana program ini akan membutuhkan banyak sekali batubara. Dan akhirnya pada awal 2016 harga coal rebound dan banyak perusahaan yang naik tinggi, contoh : INDY yg naik sampai 42x dari lowest nya. Banyak investor yang untung banyak karena mereka yakin bahwa ini hanya siklus. Pada akhirnya coal dibutuhkan banyak perusahaan. 

Investor tentu saja harus punya sense of bussiness. Harus tahan uji, percaya pada analisa sendiri dan teguh. Penulis pernah menginformasikan barang yang sedang di hold kepada beberapa teman yang tidak memegang saham tersebut. Dan hasilnya, bukan mereka kasi semangat malah kalau ada berita negatif mengenai perusahaan tersebut langsung sebar ke saya dan mereka malah lebih care ama perusahaan tersebut padahal mereka tidak berinvestasi saham sama sekali. Susah ya lihat org senang. Eh malah curcol. Haha. Sejak saat itu, penulis sudah tidak mau menginformasikan barang yang ada dan juga tidak ada tuh keharusan menginformasikan kepada orang lain. Hehe. Kecuali jika mereka menginvestasikan dana kepada penulis. 

Investor ternama, Walter Schloss punya trauma ketika gurunya, Benjamin Graham memberitahukan barang yang sedang dia punyai ketika lagi makan di restoran dengan rekananannya krn tidak enak dengan mereka dan ia menyebut perusahaan Lucas Steel dan dia saat tersebut belum selesai mengakumulasi. Tidak berapa lama ternyata harga tersebut naik dengan tajam karena terdengar berita bahwa Graham sedang mengoleksi barang tersebut. Jadi harap maklum jika kenapa banyak investor tidak bawel tentang barang- barang investasi mereka. Selamat berinvestasi!